Keamanan, mutu, dan pemenuhan gizi pangan terkadang menjadi hambatan nontarif dalam perdagangan pangan dunia. Untuk itu, kehadiran laboratorium dan lembaga uji mutu pangan Indonesia sangat diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dengan demikian, produk Indonesia bisa menembus pasar dunia dengan harga bersaing dan sebaliknya tidak hanya dijadikan pangsa pasar produk impor. Di sisi lain, keberadaan laboratorium pangan diharapkan menjadi ajang bagi masyarakat memahami pentingnya kesehatan dan keamanan pangan.
Demikian disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Saraswanti Group Hari Hardono dan Direktur Utama PT Saraswanti Indo Genetich (SIG) Yahya Taufik kepada SP di Bogor, Selasa (17/8). Hari menjelaskan keberadaan laboratorium pangan nasional dengan standar internasional sangat penting dalam menopang industri pangan, pertanian, dan komoditas lainnya yang berbasis ekspor. Dengan demikian, standar mutu yang diuji laboratorium tersebut bisa diterima di pasar internasional.
Saat ini, banyak produk Indonesia yang mengalami hambatan dalam uji mutu dan sertifikasi sehingga terkadang menjadi mahal atau bahkan ditolak pihak buyer. “Kehadiran laboratorium pangan dengan standar internasional sangat penting sehingga tidak lagi menjadi semacam hambatan nontarif yang menyulitkan produk Indonesia,” kata Hari.
Sebaliknya, Hari dan Yahya menjelaskan, sejumlah produk pangan impor yang masuk Indonesia masih perlu diuji sesuai standar dan aturan di Indonesia. Hal itu perlu didukung dengan kemampuan laboratorium pangan, baik pemerintah dan swasta, yang punya kualifikasi bagus dan didukung dengan tenaga serta alat yang terjamin. “Jika tidak didukung dengan laboratorium dan kemampuan yang handal maka produk-produk tersebut diterima begitu saja di Indonesia. Jangan heran jika berbagai produk luar membanjiri Indonesia karena gampang masuk dan pasarnya sangat besar,” tegas Hari.
Menurut Yahya, PT SIG yang baru diresmikan pada 2011 lalu merupakan laboratorium jasa deteksi produk hasil rekayasa genetika/transgenik (genetically modified organism/GMO) dan jasa identifikasi bakteri, uji analisis nutrisi dan keamanan pangan. Saat ini, SIG juga meningkatkan kompetensi dengan memperluas ruang lingkup akreditasi keamanan pangan seperti uji mikrobiologi, uji vitamin, uji asam lemak, uji logam berat, uji residu pestisida, uji proksimat, uji bahan tambahan pangan, uji asam amino, dan uji keamanan pangan lain.
Hari menegaskan, Indonesia dibanjiri berbagai produk transgenik, tetapi belum pernah ada analisis yang benar-benar rinci terkait dengan tingkat dan jenis transgenik tersebut. Padahal, itu penting bagi masyarakat dalam menentukan pilihan pangan.
Untuk itu, Hari menjelaskan kehadiran laboratorium pangan tersebut harus menjadi ajang bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang keamanan pangan. Jadi, berbagai produk pangan yang beredar dalam masyarakat harus mempunyai informasi yang cukup untuk diketahui masyarakat. Seperti diketahui, sejumlah kasus telah menimbulkan korban terkait dengan rendahnya keamanan pangan.
Banyaknya kasus keracunan yang terjadi dalam industri pangan, juga hotel, restoran, catering dan kantin di Indonesia memerlukan perhatian khusus guna meningkatkan kepedulian dan keamanan pangan, baik yang diproduksi industri rumah tangga, industri skala besar, maupun berbagai produk impor. Untuk itu, kehadiran laboratorium menjadi wadah informasi dan pendidikan agar menjamin keamanan pangan masyarakat. [H-12]
Dikutip dari Suara Pembaharuan