Setelah 4 tahun mati suri di dunia tanaman hias, perkebunan Sumber Sari Petung (SSP) di Desa Sumbersari Petung Kecamatan Ngancar akhirnya mulai bangkit. Selasa (15/9), Hari Hardono, CEO Saraswanti Group tempat SSP bernaung hadir dalam peresmian divisi dan laboratorium anggrek di SSP. Penanggung jawab program ini, Zaenuddin mengatakan, persiapan pendirian divisi anggrek ini sudah berjalan sejak hampir 2 tahun yang lalu. “Setelah melalui proses yang panjang dan merekrut banyak ahli dari berbagai universitas, divisi anggrek untuk SSP akhirnya bisa terlaksana,” ujar Zaenuddin pada pembukaan acara kemarin.

Di tengah situasi ekonomi yang kian melemah, menurut Zaenuddin, akan lebih menguntungkan jika mengembangkan usaha-usaha yang memiliki potensi untuk diekspor. Salah satunya adalah tanaman yang harganya stabil dan banyak dicari orang seperti anggrek. Dengan pembudidayaan anggrek di Desa Sumbersari Petung, tidak hanya perusahaan yang akan diuntungkan, namun banyak mahasiswa jurusan pertanian dan perkebunan serta masyarakat sekitar yang akan mendapatkan lapangan pekerjaan.

Sebagai langkah awal, SSP divisi anggrek berencana akan mengembangkan 300.000 bibit anggrek di Kediri. Hari Hardono mengatakan, alasan memilih Kediri sebagai tempat pengembangan anggrek adalah karena iklim di Kediri yang cocok untuk budidaya anggrek. “Lagipula selama ini pabrik-pabrik milik Saraswanti selalu berada di luar jawa. Kali ini kami mencoba mendirikan di Kediri,” tutur Hari.

Selain merawat bibit-bibit yang sudah tersedia seperti jenis dendrobium, phalaenopsis, catteya, dan panda, para peneliti akan mencoba melakukan persilangan terhadap jenis-jenis anggrek di laboratorium. Harapannya, nanti akan muncul jenis-jenis anggrek yang khas Kediri. “Goal utama dari divisi anggrek ini adalah bisa menembus pasar internasional. Kalau pasar lokal, belum apa-apa kemarin sudah banyak yang cari,” kata Zaenuddin.

Dalam jangka waktu dua tahun, divisi anggrek SSP ditargetkan mampu memenuhi 300.000 bibit anggrek yang siap dipasarkan. Setelah target pertama terlaksana, selanjutnya adalah mengembangkan 1.000.000 bibit anggrek agar Kediri bisa menjadi pusat budidaya anggrek terbesar di Indonesia. “Kalau sekarang masih belum. Kalau sudah bisa mencapai 1.000.000 bibit, baru terbesar,” ujar Hari.(c6)

Sumber: Surya Malang